Maraknya pemberitaan
tentang walikota Surabaya yang dikabarkan hendak turun dari kursi Surabaya 1 menggugah
saya untuk menulis sedikit tentang sosoknya. Saya ingat pertemuan dengan Tri
Rismaharini atau yang biasa disapa Bu Risma ketika sama-sama naik Qatar Airways
dari Doha ke Jakarta pada tanggal 17 Januari 2014 lalu. Bu Risma baru pulang
dari London sementara saya baru pulang dari Manchester. Wanita kelahiran
Kediri, 20 Oktober 1961 ini khusus diundang ke London untuk berbagi pengalaman mengenai
perbaikan tata kelola Kota Pahlawan lengkap dengan tantangan dan capaiannya. Selama
10 hari Bu Risma berada di London bersama 4 stafnya. Lima hari full mengikuti
meeting dan selebihnya untuk field trip di negeri Ratu Elizabeth tersebut.
Alumni S-1
Arsitektur Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (ITS) (1987) itu duduk
di depan saya, sementara saya duduk bersebelahan dengan Eric Cahyadi, Kepala
Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang (DCKTR) Surabaya yang ikut mendampinginya ke
London. Saya banyak ngobrol dengan Mas Eric, begitu saya menyapanya. Dia
termasuk kepala dinas termuda di jajaran Pemkot Surabaya. Dan dari dialah saya
banyak mengetahui tentang sosok Risma dari orang terdekatnya. Menurutnya, Bu
Risma itu pemimpin langka, berkepribadian sederhana dan totalitas bekerja.
Setiap hari pulang dari kantor diatas jam normal kerja, dan dalam perjalanan
pulang tidak langsung menuju ke rumah apabila ada permasalahan di lapangan yang
belum terselesaikan. Sering waktunya banyak dihabiskan untuk “blusukan” dan
mendekatkan diri dengan segudang permasalahan rakyatnya. Hal inilah yang
membuatnya kerap kali baru menginjakan kaki di rumah pribadinya diatas jam 11
malam. Dan esok harinya, bisa dipastikan jam 6 pagi sudah bisa ditemui di
kantornya.
Mantan Kepala
Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surabaya ini memilih tinggal di rumah
pribadinya, sementara rumah dinasnya digunakan untuk kepentingan publik,
seperti sebagai tempat singgah tamu dinas atau acara kedinasan lainnya. Dalam
kesehariannya, Risma terkenal sebagai pemimpin yang tegas dan mengutamakan
kepentingan masyarakat banyak. Hal ini banyak dirasakan oleh para stafnya, para
kepala dinas di lingkup Pemkot Surabaya, termasuk Mas Eric tentunya. Mas Eric
sedikit berkeluh kesah bagaimana beratnya bekerja dengan Bu Risma. Hampir tidak
pernah ada hari libur untuk bekerja dan harus selalu siap solusi apabila ada
permasalahan. Menurutnya, Bu Risma tipe orang yang bekerja dengan cepat, tidak
menyukai bawahannya yang lelet. Apabila ada permasalahan di lapangan, setiap
kepala dinas harus berani mengambil keputusan segera. Dan bila nantinya
keputusan tersebut ternyata kurang begitu tepat, Bu Risma siap menjadi benteng
dan mengayomi stafnya. Lain cerita apabila kepala dinasnya kurang tanggap
dengan kondisi masyarakatnya. Sebagai contoh, saat ada warga sakit yang tidak
mampu berobat di rumah sakit dan dan tidak bisa terfasilitasi dengan baik, dan
Bu Risma mengetahui lebih dahulu daripada kepala dinas kesehatan, sudah bisa
dipastikan Bu Walikota akan “mengamuk” kepala dinasnya. Dan siap-siap saja
apabila dalam waktu dekat diganti. Ya, pada intinya semua kepala dinas harus
selalu ON 24 jam dan benar-benar mencurahkan perhatiannya untuk rakyat.
Kemudian, saya
juga bertanya lebih kepada Mas Eric mengenai kerjakerasnya bersama Bu Risma
untuk menutup Gang Esek-Esek Dolly. Lokalisasi tersebut konon merupakan yang terbesar di Asia Tenggara, bahkan lebih besar dari Patpong di Bangkok, Thailand dan Geylang di Singapura. Dia menceritkan bagaiamana perjalanan
panjang dan penuh ancaman dari berbagai pihak yang tidak suka Dolly diberangus.
Keberanian Bu Rismalah yang kemudian memukul mundur mereka. Kawasan Dolly dibeli
oleh Pemkot, bangunannya dirobohkan dan diganti menjadi tempat pelatihan ketrampilan
kerja para eks PSK yang berasal dari Surabaya. Sementara para PSK yang berasal
dari luar daerah termasuk luar negeri dipaksa meninggalkan Surabaya. Kini Dolly
mulai berbenah dengan wajah baru dan mentapi indahnya hidup masa depan.
Akhirnya
perjalanan panjang tujuh jam dari Doha ke Jakarta tidak begitu terasa, karena
banyak ngobrol seputar Surabaya. Dan saat akan sampai Jakarta, Mas Eric
mengenalkan saya kepada Bu Risma. Kamipun ngobrol di pesawat dengan asyik,
dimana Bu Risma dengan keramahtamahannya menceritakan kegiatannya selama di
London. Dia pun menanyakan apa agenda saya di Inggris. Saya kebetulan ada
meeting di Southampton dan juga agenda di Landon dan Manchester. Kami diskusi
seputar perjalanan kami dan tentunya tentang Surabaya. Saya sampaikan betapa
senangnya ketika berkunjung ke Surabaya dengan tata kotanya yang hijau dan
bersih. Dan Bu Risma dengan kerendahan hati dan senyum khasnya mengucapkan
terimakasih dan menyampaikan “jangan kapok-kapok berkunjung ke Surabaya”. Senyumnya tetap renyah meskipun sebetulnya
badannya pasti sangat lelah selepas perjalanan panjang 15 jam di udara dari London. Dan akhirnya
kamipun berpisah, saya melanjutkan penerbangan saya ke Jogjakarta dengan Garuda
pada pukul 17.00 sementara Bu Risma dan rombongan menuju ke Surabaya selepas
saya, pukul 18.00.
Luar biasa Mas Anton...
BalasHapuskeren bung..
BalasHapusSalute
BalasHapusTerimakasih kawan-kawan, @muhammad Hatta, Chandra Agusta dan Mareta Chandra. Sukses untuk kita semua.
BalasHapusnice
BalasHapusHebat!
BalasHapusSaya selalu terharu, bila menndengar atau membaca ttg pemimpin yang mengerti rakyatnya.
BalasHapustrus judulnya kok patut kita BENCI mas?
BalasHapusPromo ni yeeee? :D
BalasHapusgood information
BalasHapusDear sobat semua, terimakasih sudah berkenan mampir di rumah kami. Slam kenal dan salam hangat dari Jogja :)
BalasHapusAyoooo buat gerakan...dukung bu risma.. (walopunkita bukan.org srbaya) bisa gak ya??? (Jd ingat kasus prita dg koin nya))
BalasHapusJangan mundur bu Risma
BENCI = BENar - benar CInta
BalasHapusjempol dah buat pemimpin yang bginian dan calon pemimpin yang mempunyai visi yang luar biasa
BalasHapusAlhamdulillah masih ada pemimpin yang memang harus kita BENCI .... Top banget mas anton ....
BalasHapusSuwun kawan-kawan semua, ayo ayo ramai ramai kita dukung secara moril para pemimpin kita yang serius bekerja untk rakyat. :)
BalasHapuskeren mas Anton
BalasHapusSungguh berbanding terbalik dengan walikota banda aceh huhuhu
BalasHapusSungguh berbanding terbalik dengan walikota banda aceh huhuhu
BalasHapus