|
From left: Xiao, Abilasha and Anton. |
Dear sobat
semua...
Menyambung
ceritaku sebelumnya di Journey to UK #part 3, kali ini aku akan cerita mengenai
kegiatanku di Southampton dan perjalanan pulangku ke Indonesia.
Senin pagi, 13
January 2014, agenda meeting dan training bersama teman UK, India dan China
dimulai. Lokasi trainingnya di Southampton Park, hanya sekitar 300 m dari hotel
kami. Setelah breakfest, aku, Xiao, dan Abilasha berangkat bersama. Suasana
sepanjang jalan masih cukup sepi, rumput-rumput masih kedinginan membeku oleh
hawa dingin semalam. Jalanan basah dengan es yang mulai mencair selepas
matahari terbit menampakkan dirinya. Sesampainya di lokasi kami disambut dengan
senyum sumringah kawan-kawan di UK. Aku sudah bertemu beberapa dengan mereka
ketika visit ke Indonesia. Dan kamipun memulai discuss terkait Due Diligence
System untuk produk perkayuan yang masuk ke pasar Eropa. Saat istirahat tiba,
aku minta izin untuk shalat dzuhur. Alhamdulillah, meskipun tidak mempunyai
ruang khusus beribadah, ada ruang meeting yang cukup representatif aku gunakan
shalat. Selepas shalat, rekan-rekan mengajaku untuk berkeliling di Southampton
Park. Mereka mempunyai kebiasaan unik, ketika istirahat akan berjalan keluar
ruangan untuk menghirup udara segar bersama-sama. Kemudian kembali lagi ke
kantor untuk makan siang. Laura (34) yang merupakan PIC untuk kegiatan ini
begitu ramah dan membantu kami untuk menemukan makan siang yang cocok, maklum,
lidahku agak kurang cocok dengan makanan baru yang hambar, heehe.
Selepas makan
siang, kamipun melanjutkan diskusi hingga jam menunjukan pukul 5 malam. Karena
bulan Januari sedang musim dingin, matahari tenggelam lebih cepat, jam 4 sore.
Pulang jam 5 sore sudah terasa malam sekali. Aku, Abilasha dan Xiao langsung
kembali ke hotel untuk beristirahat. Malam terasa panjang sekali, ingin segera
beristirahat agar besoknya bisa fit buat nglanjutin diskusi.
Matahari terbit
mengganti hari, udara pagi ini terasa lebih hangat dari sebelumnya. Tubuhku
sepertinya sudah mulai bisa beradaptasi dengan suhu winter ini. Hari ini datang lebih awal, kebetulan dua rekan kami
dari Perancis ingin gabung untuk diskusi. Fabien dan Florie sengaja drove dari Perancis menempuh 5 jam untuk sampai di
Southampton. Diskusi menjadi lebih menarik dan banyak hal yang bisa dishare.
|
Dinner session |
Karena hari ini
kami bisa berkumpul semua, Laura mendesain untuk kita dinner bareng di Manor Restaurant dekat hotel. Canda, tawa, share
pengalaman unik, cerita keluarga, kesemuanya larut dalam suasana kekeluargaan.
Ya, menyenangkan bisa duduk dan bertemu dengan mereka semua.
Diskusi berlanjut
ke hari berikutnya, dan semua peserta tetap semangat dan banyak hal yang kami
sepakati dan menjadi action plan kedepan. Selepas seharian diskusi, temanku dari
India, Abilasha ingin jalan-jalan ke pusat kota Southampton. Dia mengajak kami
ikut serta. Sarah yang baik hati bersedia menemani kami berkunjung jantung kota
Southampton. Tujuan pertama kami ke West Quay, sebuah pusat perbelanjaan. Sambil
mengantar Abilasha cari pakaian, Sarah menemaniku mencari oleh-oleh buat istri
dan 2 bidadari kecilku. Setelah berkeliling, dapatlah baju hangat untuk istriku
tercinta dan beberapa pasang baju untuk Chayra dan Aisy. Yeea, mereka pasti
menyukainya. Setelah puas jalan-jalan, kamipun beranjak pulang ke hotel. Besok
pagi aku harus siap-siap terbang ke Manchester kembali.
|
Penerbangan dari Southampton ke Macnhester |
Penerbangan ke
Manchester pukul 06.00 pagi. Semua barang telah aku packing kembali, taxi pun
datang jam 5.15. Setelah perjalanan 10 menit, sampailah aku ke Bandara
Southampton. Proses check-in berlangsung cukup lancar, meskipun sempat
terkendala saat di x-ray screening. Aku merasa agak kurang adil juga, tapi
mungkin untuk safety reasoning. Selain tas ku yang di x-ray, ternyat aku
diminta mengeluarkan seluruh isi tasku. Nggak tahu kenapa, apa karena pasport
ku Indonesia? Entahlah. Aku melihat orang lain memasukan tas dan cukup
tersenyum dengan petugas sudah bisa melewati pemerikasaan. Sementara aku
diminta membuka tasku. Ada laptop di dalamnya juga diminta buka dan discan
berkali-kali. Selain itu juga aga berlebihan dalam
body checking. Pengecekan tubuh tidak hanya dengan metal detector
tetapi hingga detail pemeriksaan with touch. Kaki, tangan, baju dan celana
menjadi obyek pemeriksaan, ya, untuk kali ini aku terima. It’s ok, mungkin
karena ada kekhawatiran tertentu dengan orang Asia, meskipun berlebihan.
Setelah lolos
dari proses pemeriksaan, aku pun segera masuk ruang tunggu dan tak lama
panggilan untuk naik pesawat terdengar. Khusus perjalanan pulang dari Southampton
ke Manchester aku naik Flybe, sebuah pesawat kecil dengan kapasitas kurang dari
100 orang. Terlihat orang-orang dengan stelan necis ingin berangkat kerja ke
Manchester.
|
Piccadily Garden |
|
Manchester City centre |
Setelah satu jam
penerbangan, pesawat landing di Manchester Airport. Waktu menunjukan pukul
07.00 pagi, sementara pesawat Qatar Airways ke Indonesia masih berangkat pukul
8.45. Aku masih cukup punya waktu untuk menjelajahi kota Manchester. Aku
putuskan untuk berkeliling naik bus ke pusat kota Manchester. Perjalanan cukup
menyenangkan bagaimana suasana pagi hari di sepanjang jalan kota Manchester.
Dengan ongkos bis 4 £ sudah bisa berkeliling kota. Bus membawaku ke jantung
kota Manchester, melewati Manchester University yang merupakan universitas
ternama di Inggris. Akupun turun di Piccadily Garden. Udara pagi itu terasa
dingin sekali, aku kenakan sarung tangan lengkap dengan syal. Suasanan
Piccadily Garden cukup ramai, orang-orang sibuk dengan aktivitas masing-masing.
Piccadily Garden merupakan taman kota dengan ikon mirip London Eye versi mini.
Disana kita juga bisa bermain dengan burung-burung merpati yang terbang bebas.
Puas bermain dengan burung merpati, akupun berjalan menuju Piccadilly Station
untuk menuju toko souvenir klub kebanggaanku, Manchester United. Aku membali
topi dan gantungan kunci untuk kenang-kenangan selama berada di kota yang
identik dengan sepak bolanya.
|
Markas The Citizens |
|
Kemegahan Etihad Stadium |
Sebelum menuju
bandara Manchester, aku mampir terlebih dahulu ke markas The Citizens
(Manchester City). Lokasinya tidak terlalu jauh dari Piccadilly Station, hanya
sekitar 5 menit naik taksi. Stadionnya bagus dan tampak mewah, dan tentusaja
kesempatan berharga bagiku untuk mengambil gambar di depan stadion klub
kebanggaannya Robb. Aku sengaja menyambangi stadion ini sebagai rasa hormatku
kepada Robb, si pecinta The Citizens, heehe.
|
Suasana Bandara Manchester |
Dengan taksi yang
sama akupun beranjak menuju bandara. Setelah selesai proses check-in akupun
melihat jadwal penerbangan, ternyata pesawatku delay sekitar 30 menit. Waktu
yang ada aku gunakan untuk makan siang. Nah, makan siang terakhir di Inggris
akhirnya menemukan nasi, meskipun rasanya tak seenak di Jogja. Alhamdulillah,
tepat setelah selesai makan panggilan untuk naik pesawat pun terdengar. Aku
bergegas menuju pesawat untuk terbang ke Qatar dan selanjutnya ke Jakarta. Puji
syukur kepada Allah yang telah memberikan kemudahan dan keselamatan dalam
perjalanan ini. Akupun sampai di rumah dengan selamat, dan tentunya dalam
pelukan 3 bidadariku, istri dan 2 puteriku tercinta.
|
Bandara Qatar |
baca yang part satu dulu deh kelupaann hehehe
BalasHapusklik to see golden sunrise : Sikunir