Salam BUMI, Pasti LESTARI

Dan apakah mereka tidak memperhatikan bumi, berapakah banyaknya Kami tumbuhkan di bumi itu pelbagai macam tumbuh-tumbuhan yang baik?
(Asy Syu'araa' :7)

Minggu, 27 November 2011

Kunci Suksesnya Pendidikan Lingkungan Hidup


Melihat, mendengar dan belajar. Bukankah menyenangkan ketika menjumpai kondisi tertentu, kita bisa mengambil pelajaran berharga, dan terlebih bisa berbagi dengan orang lain. Kita tulis… kita tulis.. karena tulisan akan tetap ada, selama peradaban itu masih ada.

Ditemani si kecil yang mata kecilnya begitu cerah, berbaring dekat pintu agar tidak kepanasan. Sesekali dia berteriak kecil, sambil kembang senyumnya merekah dan menggemaskan. Dan ditemani alunan murotal, kebetulan sampai pertengahan surat Al Mulk.

Satu hari yang lalu, Sabtu 26 November 2011 diminta bantuan oleh adek-adek Lembaga Eksekutif Mahasiswa (LEM) Fakultas Kehutanan UGM untuk hadir di Seminar Nasional Pendidikan Lingkungan. Duduk bersama guru-guru Sekolah Dasar (SD) se- Yogyakarta.
Sampai disana, ternyata ruangan sudah penuh oleh bapak ibu guru. Biasanya seminar-seminar sebelumnya, jadwal jam 8, tetapi kursi-kursi masih terlihat kosong. Dan hari ini berbeda, terasa disiplin, jam 7.30 sudah penuh. Sengaja aku datang lebih awal, bagaimana tidak, handphone ku tidak berhenti berbunyi, entah sms atau telepon dari panitia agar aku segera sampai kampus. Aku baca lagi undangannya, ternyata memang jam 9, tapi yaa, kali ini berbeda. Bapak / Ibu guru ternyata memang lebih disiplin dari peserta yang lainnya, hee.

Tidak beberapa lama aku sampai ruang seminar, acarapun dimulai. Aku menangkap beberapa poin besar dari seminar selama 4 jam tersebut. Empat hal yang diperlukan sebagai kunci kesuksesan membangun generasi masa depan yang Cinta Lingnkungan.

Pertama, Pendidikan Lingkungan wajib diberikan kepada siswa, terlebih siswa SD. Pada level SD, menjadi waktu yang sangat tepat menumbuhkan kesadaran siswa terkait kelestarian lingkungan hidup. Pada masa ini, anak relatif mudah dibentuk untuk membiasakan diri hidup ramah lingkungan. Kita semua tentu menyadari, generasi saat ini menjadi salah satu generasi yang dianggap memberikan dampak kerusakan terbesar bagi lingkungan. Berbagai macam kegiatan eksploitasi sumber daya alam yang tidak bertanggungjawab akan keberlanjutan generasi berikutnya, pola hidup tidak ramah lingkungan, dan pemanfaatan berbagai macam teknologi tanpa mengindahkan kesalamatan masa depan. Dan ketika kita mengharapkan generasi berikutnya lebih baik dari generasi saat ini, maka mari kita tanamkan dalam jiwa anak-anak kita bagaimana hidup berdampingan secara arif dengan alam dan lingkungan.

Kedua, pemerintah dalam hal ini kementerian pendidikan harus lebih memberikan prioritas dalam pengembangan kurikulum pendidikan lingkungan. Sejak tahun 1986 sudah ada inisiasi pemerintah untk mengembangkan PKLH (Pendidiikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup). Hanya saja, hingga saat ini belum terlihat semangat dan keseriusan dalam menggarapnya. Hal ini terlihat dari belum masuknya mata pelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup sebagai mata pelajaran tersendiri di sekolah. Pendidikan Lingkungan Hidup merupakan bagian kecil dari mata pelajaran IPA kalau ditingkat SD. Dan jelas hal ini belum cukup , mengingat mata pelajaran IPA sendiri sudah banyak pembebanan dalam kurikulumnya.

Ketiga, kesuksesan ditentukan oleh totalitas tenaga pendidik. Melihat pendidikan ditingkat SD saat ini, perlu banyak kekreativitasan dari guru dalam merangsang siswa untuk aktif belajar dan tertarik menjaga kelestarian lingkungan, Kegiatan belajar dan mengajar di luar kelas dapat dijadikan salah satu alternatifnya. Siswa seusia SD, tentu lebih senang dan jelas ketika diajak belajar sambil bermain, belajar sambil melihat dan belajar sambil mempraktekannya. Dan sangat sangat appreciate dengan kawan-kawan yang saat ini berjuang dalam membangun Sekolah Alam. Sekolah yang mengajak siswa untuk mengenal lebih dekat dengan alam, dimana setiap aktivitas belajarnya banyak bersentuhan dengan alam. Dan ini merupakan salah satu terobosan yang bagus ketika anak banyak belajar bersama alam.

Keempat, peran teladan orang tua. Ini salah satu aspek yang sangat penting. Bagaimanapun juga, setiap anak setelah menyelesaikan jam sekolahnya pastilah akan pulang, hidup dan tumbuh ditengah keluarganya. Dan di lingkungan inilah sisi keteladanan orang tua terkait pola hidup, kebiasaaan sehari hari akan mendarah daging terhadap anak. Seberapapun besar kesadaran yang ditumbuhkan dan ilmu terkait pendidikan lingkungan yang diberikan di sekolah, tetapi dukungan orang tua dalam hal ini teladan belum ada, lantas bagaimana? Tentusaja tidak akan maksimal. Anak tetap akan tumbuh mengikuti pola hidup orang tua yang bisa jadi jauh dari pola hidup ramah lingkungan. Bagaimana orang tua menggunakan air di rumah, memanfaatkan energi listrik, atau mengelola sampah di rumah pastilah akan dicontoh oleh anaknya. Maka dari itu, mari sebagai orang tua yang telah memiliki kedewasaan dalan sikap dan pengetahuan kita didik anak-anak kita dengan keteladan dalam hidup berdampingan dengan lingkungan. Hemat menggunakan air, hemat menggunakan energi, dan menciptakan kondisi rumah yang sehat dan indah.

Keempat hal diatas bisa kita jadikan evaluasi terhadap Pendidikan Lingkungan Hidup saat ini. Dan tidak hanya berhenti dengan segudang evaluasi dan masukan, lebih dari itu, mari kita mulai dari diri kita masing-masing dan lingkungan kita untuk mendukung proses Pendidikan Lingkungan berjalan seperti hararapan kita. Terciptanya generasi masa depan yang mencintai lingkungan sekitarnya, sama dengan cintanya terhadap dirinya sendiri. Let`s move guys…