Salam BUMI, Pasti LESTARI

Dan apakah mereka tidak memperhatikan bumi, berapakah banyaknya Kami tumbuhkan di bumi itu pelbagai macam tumbuh-tumbuhan yang baik?
(Asy Syu'araa' :7)

Rabu, 11 Mei 2011

Belajar dari Penjual Rujak Es Krim


Belajar itu tidak harus dengan orang pintar dan berpendidikan tinggi. Malam ini, Allah benar-benar memberikan pelajaran berharga. Pelajaran yang aku dapatkan dari seorang penjual rujak es krim. Sebut saja namanya Mas Didi. Kebetulan dia adalah tetangga rumahku. Malam itu, ketika kajian rutin "Simakan Al Qur'an" setiap hari selasa, dengan langkah cepat kuberjalan ke rumah Pak Muslimin untuk bergabung ngaji. Alhamdulillah, kajiannya belum dimulai. Sambil menata nafas, ak ucapkan salam, menyalami satu persatu kawan-kawan pengajian. Duduklah ak di dekat pintu, dan berdampingan dengan Mas Didi. Sosok mas Didi ini belum lama aku kenal, maklumlah aku dan istri belum lama tinggal di blok D atau yg lebih dikenal dengan blok kandang. Sambil menunggu Pak ustadz Imam membuka kajian, kami sempatkan saling bertegur sapa. Kumulai sebuah pertanyaan basa-basi biar tidak kaku dan saling mengenal.

"Mas didi kalau jualan rujak es krim, dorong gerobaknya sampai mana?", tanyaku memulai pembicaraan.

"Sampai jalan kaliurang km. 4 mas", jawabnya.

Dalam hatiku, itukan cukup jauh, hampir 5 km dari rumah kami.

"Kenapa tidak menetap aja mas? Cari lokasi, biar nggak usah dorong-dorong lagi.", tanyaku dengan rasa ingin tahu.

Sambil tersenyum, diapun menjawab sekenanya. "Biar tidak ketinggalan shalat jama'ah di masjid mas. Skrang saya belum mampu cari orang buat gantian jaga kalau adzan dari masjid berkumandang. Kan lebih mudah bawa yang dorongan. Ketika adzan gerobak bisa langsung kita taruh di depan masjid dan tidak khawatir hilang. Kalau punya lokasi tetap pasti shalatnya jamaahnya bubar"


Terus terang, aku begitu tertohok. Subhanallah, orang dengan tingkat pendidikan yang tidak tinggi, harta yang tidak bertumpuk, jabatan yang tidak di puncak, tetapi memiliki keimanan dan ketaqwaan jauh di atas orang yang selama ini membanggakan harta dan tahta. Keingintahuanku akan orang ini semakin dalam. Lelaki berbadan sedang yang usianya 30-an ini ternyata telah mempunyai anak yang berumur 2 tahun. Dia adalah orang asli Klaten, tetapi sudah tinggal di jogja 10 tahun. Dan selama itu pula, dia telah berpindah dari rumah kontrakan ke kontrakan lain sebanyak enam kali. Semua dilakukannya untuk mendapatkan tempat terbaik untuk tinggal dan menjemput rezeki. Sepulang dari kajian, aku langsung menemui istriku yang baru selesai menyetrika baju. Ku sampaikan obrolanku dengan Mas Didi. Dan komentar singkat dari istriku: "Adek senang mas, kita tinggal di sini. Disini kita banyak belajar untuk bersyukur, banyak melihat ke bawah daripada sekedar melihat ke atas Hidup adalah pilihan. Kaya dan miskin hanya label buatan manusia"

3 komentar:

  1. suka dengan ceritanya..inspiring..^^b
    sering melihat kebawah membuat kita jauh lebih banyak bersyukur ya..

    BalasHapus
  2. yup yup.. mari perbanyak "melihat" sekitar kita. Ada banyak pelajran berharga dalam hidup ini... salam.

    BalasHapus