Salam BUMI, Pasti LESTARI

Dan apakah mereka tidak memperhatikan bumi, berapakah banyaknya Kami tumbuhkan di bumi itu pelbagai macam tumbuh-tumbuhan yang baik?
(Asy Syu'araa' :7)

Senin, 24 Februari 2014

Journey to UK (United Kingdom) part #4 : Southampton-Manchester-Doha-Jakarta-Yogyakarta

From left: Xiao, Abilasha  and Anton.
Dear sobat semua...

Menyambung ceritaku sebelumnya di Journey to UK #part 3, kali ini aku akan cerita mengenai kegiatanku di Southampton dan perjalanan pulangku ke Indonesia.

Senin pagi, 13 January 2014, agenda meeting dan training bersama teman UK, India dan China dimulai. Lokasi trainingnya di Southampton Park, hanya sekitar 300 m dari hotel kami. Setelah breakfest, aku, Xiao, dan Abilasha berangkat bersama. Suasana sepanjang jalan masih cukup sepi, rumput-rumput masih kedinginan membeku oleh hawa dingin semalam. Jalanan basah dengan es yang mulai mencair selepas matahari terbit menampakkan dirinya. Sesampainya di lokasi kami disambut dengan senyum sumringah kawan-kawan di UK. Aku sudah bertemu beberapa dengan mereka ketika visit ke Indonesia. Dan kamipun memulai discuss terkait Due Diligence System untuk produk perkayuan yang masuk ke pasar Eropa. Saat istirahat tiba, aku minta izin untuk shalat dzuhur. Alhamdulillah, meskipun tidak mempunyai ruang khusus beribadah, ada ruang meeting yang cukup representatif aku gunakan shalat. Selepas shalat, rekan-rekan mengajaku untuk berkeliling di Southampton Park. Mereka mempunyai kebiasaan unik, ketika istirahat akan berjalan keluar ruangan untuk menghirup udara segar bersama-sama. Kemudian kembali lagi ke kantor untuk makan siang. Laura (34) yang merupakan PIC untuk kegiatan ini begitu ramah dan membantu kami untuk menemukan makan siang yang cocok, maklum, lidahku agak kurang cocok dengan makanan baru yang hambar, heehe.

Selepas makan siang, kamipun melanjutkan diskusi hingga jam menunjukan pukul 5 malam. Karena bulan Januari sedang musim dingin, matahari tenggelam lebih cepat, jam 4 sore. Pulang jam 5 sore sudah terasa malam sekali. Aku, Abilasha dan Xiao langsung kembali ke hotel untuk beristirahat. Malam terasa panjang sekali, ingin segera beristirahat agar besoknya bisa fit buat nglanjutin diskusi.
Matahari terbit mengganti hari, udara pagi ini terasa lebih hangat dari sebelumnya. Tubuhku sepertinya sudah mulai bisa beradaptasi dengan suhu winter ini. Hari ini datang lebih awal, kebetulan dua rekan kami dari Perancis ingin gabung untuk diskusi. Fabien dan Florie sengaja drove  dari Perancis menempuh 5 jam untuk sampai di Southampton. Diskusi menjadi lebih menarik dan banyak hal yang bisa dishare.


Dinner session


Karena hari ini kami bisa berkumpul semua, Laura mendesain untuk kita dinner bareng di Manor Restaurant dekat hotel. Canda, tawa, share pengalaman unik, cerita keluarga, kesemuanya larut dalam suasana kekeluargaan. Ya, menyenangkan bisa duduk dan bertemu dengan mereka semua.
Diskusi berlanjut ke hari berikutnya, dan semua peserta tetap semangat dan banyak hal yang kami sepakati dan menjadi action plan  kedepan. Selepas seharian diskusi, temanku dari India, Abilasha ingin jalan-jalan ke pusat kota Southampton. Dia mengajak kami ikut serta. Sarah yang baik hati bersedia menemani kami berkunjung jantung kota Southampton. Tujuan pertama kami ke West Quay, sebuah pusat perbelanjaan. Sambil mengantar Abilasha cari pakaian, Sarah menemaniku mencari oleh-oleh buat istri dan 2 bidadari kecilku. Setelah berkeliling, dapatlah baju hangat untuk istriku tercinta dan beberapa pasang baju untuk Chayra dan Aisy. Yeea, mereka pasti menyukainya. Setelah puas jalan-jalan, kamipun beranjak pulang ke hotel. Besok pagi aku harus siap-siap terbang ke Manchester kembali.


Penerbangan dari Southampton ke Macnhester

Penerbangan ke Manchester pukul 06.00 pagi. Semua barang telah aku packing kembali, taxi pun datang jam 5.15. Setelah perjalanan 10 menit, sampailah aku ke Bandara Southampton. Proses check-in berlangsung cukup lancar, meskipun sempat terkendala saat di x-ray screening. Aku merasa agak kurang adil juga, tapi mungkin untuk safety reasoning. Selain tas ku yang di x-ray, ternyat aku diminta mengeluarkan seluruh isi tasku. Nggak tahu kenapa, apa karena pasport ku Indonesia? Entahlah. Aku melihat orang lain memasukan tas dan cukup tersenyum dengan petugas sudah bisa melewati pemerikasaan. Sementara aku diminta membuka tasku. Ada laptop di dalamnya juga diminta buka dan discan berkali-kali. Selain itu juga aga berlebihan dalam body checking. Pengecekan tubuh tidak hanya dengan metal detector tetapi hingga detail pemeriksaan with touch. Kaki, tangan, baju dan celana menjadi obyek pemeriksaan, ya, untuk kali ini aku terima. It’s ok, mungkin karena ada kekhawatiran tertentu dengan orang Asia, meskipun berlebihan.
Setelah lolos dari proses pemeriksaan, aku pun segera masuk ruang tunggu dan tak lama panggilan untuk naik pesawat terdengar. Khusus perjalanan pulang dari Southampton ke Manchester aku naik Flybe, sebuah pesawat kecil dengan kapasitas kurang dari 100 orang. Terlihat orang-orang dengan stelan necis ingin berangkat kerja ke Manchester.


Piccadily Garden

Manchester City centre

Setelah satu jam penerbangan, pesawat landing  di Manchester Airport. Waktu menunjukan pukul 07.00 pagi, sementara pesawat Qatar Airways ke Indonesia masih berangkat pukul 8.45. Aku masih cukup punya waktu untuk menjelajahi kota Manchester. Aku putuskan untuk berkeliling naik bus ke pusat kota Manchester. Perjalanan cukup menyenangkan bagaimana suasana pagi hari di sepanjang jalan kota Manchester. Dengan ongkos bis 4 £ sudah bisa berkeliling kota. Bus membawaku ke jantung kota Manchester, melewati Manchester University yang merupakan universitas ternama di Inggris. Akupun turun di Piccadily Garden. Udara pagi itu terasa dingin sekali, aku kenakan sarung tangan lengkap dengan syal. Suasanan Piccadily Garden cukup ramai, orang-orang sibuk dengan aktivitas masing-masing. Piccadily Garden merupakan taman kota dengan ikon mirip London Eye versi mini. Disana kita juga bisa bermain dengan burung-burung merpati yang terbang bebas. Puas bermain dengan burung merpati, akupun berjalan menuju Piccadilly Station untuk menuju toko souvenir klub kebanggaanku, Manchester United. Aku membali topi dan gantungan kunci untuk kenang-kenangan selama berada di kota yang identik dengan sepak bolanya.


Markas The Citizens


Kemegahan  Etihad Stadium


Sebelum menuju bandara Manchester, aku mampir terlebih dahulu ke markas The Citizens (Manchester City). Lokasinya tidak terlalu jauh dari Piccadilly Station, hanya sekitar 5 menit naik taksi. Stadionnya bagus dan tampak mewah, dan tentusaja kesempatan berharga bagiku untuk mengambil gambar di depan stadion klub kebanggaannya Robb. Aku sengaja menyambangi stadion ini sebagai rasa hormatku kepada Robb, si pecinta The Citizens, heehe.

Suasana Bandara Manchester
Dengan taksi yang sama akupun beranjak menuju bandara. Setelah selesai proses check-in akupun melihat jadwal penerbangan, ternyata pesawatku delay sekitar 30 menit. Waktu yang ada aku gunakan untuk makan siang. Nah, makan siang terakhir di Inggris akhirnya menemukan nasi, meskipun rasanya tak seenak di Jogja. Alhamdulillah, tepat setelah selesai makan panggilan untuk naik pesawat pun terdengar. Aku bergegas menuju pesawat untuk terbang ke Qatar dan selanjutnya ke Jakarta. Puji syukur kepada Allah yang telah memberikan kemudahan dan keselamatan dalam perjalanan ini. Akupun sampai di rumah dengan selamat, dan tentunya dalam pelukan 3 bidadariku, istri dan 2 puteriku tercinta. 

Bandara Qatar

1 komentar: