Salam BUMI, Pasti LESTARI

Dan apakah mereka tidak memperhatikan bumi, berapakah banyaknya Kami tumbuhkan di bumi itu pelbagai macam tumbuh-tumbuhan yang baik?
(Asy Syu'araa' :7)

Sabtu, 03 Oktober 2015

Membungkus Warisan Melalui Tulisan


Manusia yang hidup saat ini tidak lepas dari warisan pengetahuan, pengalaman dan ide dari generasi manusia sebelumnya. Warisan tersebut salah satunya berbentuk karya tulisan yang dengan detail menggambarkan kehidupan manusia generasi sebelumnya. Ya, karya berbentuk tulisan dinilai cukup langgeng untuk membungkus warisan tersebut. Berbagai tulisan dari penulis ternama lintas generasi berabad-abad lalu masih bisa kita nikmati karena kekuatan penyampaiannya melalui tulisan.

Generasi manusia saat ini pun aku kira harus sebanyak mungkin meninggalkan warisan berbentuk tulisan agar generasi setelah kita bisa banyak belajar untuk menjadi manusia yang lebih baik. Tugas menjaga warisan pengalaman dan pengetahuan bukanlah menjadi tugas para penulis ternama semata. Kita pun sebagai orang yang sama sekali tidak berprofesi sebagai penulis hendaknya juga melakukan hal yang sama. Menuliskan setiap lembar pengalaman hidup dan bisa menjadi pelajaran atau setidaknya informasi  yang berguna.

Hanya saja, setiap orang mungkin lebih mudah berbicara daripada menulis. Dan itupun terjadi denganku. Aku lebih suka berbicara dan berdiskusi dengan keluarga maupun teman untuk berbagai topik, mulai dari topic yang seringan kerupuk hingga seberat batu. Tetapi kembali lagi, butuh niatan yang kuat untuk mengubah hasil obrolan tersebut menjadi sebuah tulisan. Apalagi, aku bukan tipe orang yang terbiasa menggoreskan setiap kegundahan hati di buku “diary” seperti sebagian teman-teman lainnya. Alhasil dibutuhkan sebuah niat dan konsistensi untuk mewujudkannya.

Sebuah media “blog” yang aku pilih untuk menampung pengalaman dan ide aku ternyata sudah lama tak tersentuh. Dan untungnya tidak ada “expired”dalam blogspot ketika lama tidak dibuka. Dan hari ini aku menyempatkan, dan sebaikanya memang menyempatkan, buka menunggu waktu luang untuk kembali menulis.

Aku menyempatkan membawa si orange (panggilan laptop kesayanganku) ketika mengantar anak-anak cewekku (Chayara (4 tahun) dan Aisy (2,5 tahun) sekolah di TK dekat rumah. Kebetulan TK nya bersampingan dengan masjid, jadi aku bisa memanfaatkannya untuk menulis tulisan ini. Hari Sabtu dan Minggu adalah “father days” untuk aku dan anak-anak. Selama dua hari dalam seminggu, anak-anak berada dalam kekuasaanku; mulai dari urusan mandi, nyebokin, memasak sarapan hingga mengantar sekolah, ngajakin main, ngelonin bobok siang sudah menjadi tugasku. Aku tidak ingin kehilangan momen berharga, melihat tumbuh kembang anakku karena terlalu sibuk di luar rumah. Dan anakku pun terlihat begitu senang dan menikmati “father days” kami.

Oh… terdengar dari dalam ruang kelas anakku lantunan doa menjelang pulang dan akhirnya aku cukupkan sementara tulisan ini. Dan semoga bisa berlanjut secara konsisten dengan tulisan-tulisan selanjutnya. See you all…. J

 

2 komentar:

  1. langkah pertama yang menyejukkan
    bukan hanya menyejukkan ding.. tapi mendamaikan
    lanjutkan langkahmu dalam menginspirasi, memotivasi, dan menceritakan kisah suksesmu kawan

    BalasHapus
  2. Mas Jati, matursuwun. Salam silaturahmi kawan. Dan ceritakan juga kisahmu :)

    BalasHapus