Salam BUMI, Pasti LESTARI

Dan apakah mereka tidak memperhatikan bumi, berapakah banyaknya Kami tumbuhkan di bumi itu pelbagai macam tumbuh-tumbuhan yang baik?
(Asy Syu'araa' :7)

Selasa, 07 November 2017

Ingatlah, Sang Malaikat Punya Batas Waktu

Kehadiran akan orang yang kita rindukan adalah sebuah anugerah. Ibuku hadir dalam mimpi, membangunkanku pukul 03.00 pagi ini. Sejenak aku duduk, mengingat mimpi menghampiriku. Tersenyum, merasakan hadirnya, tapi juga berbalut sedih karena ternyata hanya mimpi. Setidaknya bisa menjadi penawaran rindu di kalbu.

Setiap orang pasti mempunyai seorang “hero” dalam kehidupannya. Dan bagiku, ibu adalah pahlawan itu. Lika-liku kehidupan layaknya sebuah perjuangan hidup mampu ia takhlukan. Dan aku banyak mengambil pelajaran serta memahami hakikat dari apa yang dia alami serta lakukan setelah aku sendiri berada pada posisi sebagai orang tua dari anak-anaku. Ya, kadang sebuah pemahaman baru akan terbuka ketika kita berada pada posisi dan situasi yang sama.
Masih segar di ingatan bagaimana perjuangannya membesarkanku tanpa pamrih, tanpa harap terimakasih. Prioritas dan orientasi yang dilakukannya ditujukan semata-mata untuk anak-anak dan keluarga.

Saat ini yang bisa aku lakukan adalah mendoakannya, semoga tempat terbaik diberikan Tuhan kepadanya. Tempat di mana ia bisa menikmati kehidupan baru dan menunggu untuk berkumpul dengan orang-orang sholeh di surga kelak. Serta berharap ada kesempatan kembali untuk bertemu dan bermanja ria, berharap belas kasihnya mengajak ku menemaninya.

Yang bisa ku lakukan adalah mengingat nasihat-nasihatnya. Setiap nasihat baik yang dilakukan oleh anak pastiknya akan memberikan kebaikan padanya, karena tidak terputus pahala kebaikan itu. Dan di penghujung sisa umurnya, 11 tahun lalu, sebuah pesan singkat dibisikan padaku, “Ton, ojo pernah ninggalke shalat lan dadi wong sing jujur!”. Sebuah pesan pendek, tapi sarat akan orientasi akhirat, bukan semata-mata kegelisahan dunia. Mungkin harapannya dengan aku menjalani itu, menjadi sebuah pintu masuk untuk kami bisa berkumpul kembali.

Di sisi lain, ada kebahagian baru ketika mendapatkan kembali seorang ibu, tepatnya 7 tahun lalu. Seorang ibu yang dengan ikhlas dan penuh cinta menyerahkan anak perempuannya kepada orang yang belum lama dikenalnya.  Atau dengan kata lain, orang yang baru 3 kali bertemu dengannya, pertama ketika dikenalkan oleh anak perempuannya, kedua ketika bersama Bapak melamarnya dan ketiga ketika ijab qabul.

Senang dan sayang bisa mendapatkan kembali sosok seorang ibu dalam hidup. Ternyata Allah lebih sayang padanya dengan memanggilnya beberapa bulan lalu. Aku membayangkan, kedua ibu ini saat ini sedang berduaan, berkenalan dan bercanda membicarakan anak-anak serta cucu-cucunya. Menjalani kehidupan baru dan menunggu kami untuk kelak berkumpul kembali.


Berbahagialan bagi rekan-rekan yang masih memiliki seorang ibu. Sadarilah bahwa ia anugerah tak tergantikan dari Tuhan. Rawat dan buatlah hatinya selalu senang di penghujung usianya. Bagi yang berjauhan, pulang, dan tengoklah atau minimal telepon, bercerita dan bercandalah. Dan bagi yang sedang ada masalah, berdamailah. Sayangilah ia dengan kehadiran kita,karena waktu sang malaikat di dunia ada batasnya. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar