Salam BUMI, Pasti LESTARI

Dan apakah mereka tidak memperhatikan bumi, berapakah banyaknya Kami tumbuhkan di bumi itu pelbagai macam tumbuh-tumbuhan yang baik?
(Asy Syu'araa' :7)

Jumat, 06 Januari 2017

Kepongahan Kaum Pemahat Gunung


Rumah Kaum Tsamud (Source: Republika Online)
Benar adanya bahwa Nabi diturunkan sesuai kondisi kaumnya. Mari kita belajar dari kisah kaum Tsamud di zaman Nabi Saleh yang hidup setelah kaum 'Ad. Kaum yang hidup di Kota Hijr (Batu), sebuah kota di antara Yaman selatan dan utara Madinah yang saat ini disebut dengan nama Madain Saleh. 

Kaum Tsamud dianugerahi kekuatan dan kepintaran yg luar biasa. Mereka mampu mengukir dan memahat gunung yang terjal dan gersang menjadi rumah bak istana sebagai tempat tinggal mereka. Mereka menguasai teknologi yang luar biasa dengan mengubah gunung menjadi tempat tinggal.

Disisi lain, mereka mempunyai tabiat membuat kerusakan di bumi. Salah satu bentuk kejahatannya adalah mengurangi kadar emas dan perak sebagai alat transaksi. Mereka menjadikan nilai emas dan perak tidak sesuai kadarnya dan menipu orang-orang dengannya. Ini adalah kejahatan luar biasa, merusak perekonomian global, melakukan penipuan demi keuntungan golongan mereka.

Nabi Saleh diutus oleh Allah SWT untuk memperbaiki kondisi kaum Tsamud. Jauh sebelum menjadi seorang nabi, Nabi Saleh dikenal sebagai orang yang jujur, penuh kebaikan dan kematangan ilmu. Itulah yang membuat geger kaum Tsamud ketika Nabi Saleh memulai dakwahnya untuk mengajak kaumnya menyembah Allah SWT.

Sebagian kecil menerima ajakan Nabi Saleh sementara sebagian besar mengingkarinya. Mereka menantang Nabi Saleh untuk menunjukan kebesarannya kalau memang ia adalah utusan Allah SWT.
Atas izin Allah SWT, keluarlah seekor unta betina dari batu gunung yang pecah dan juga melahirkan seekor unta kecil. Orang-orang heran bagaimana mungkin ada unta bisa keluar dari batu di gunung. Selain itu menurut beberapa riwayat unta tersebut sangat spesial dimana mampu menyediakan susu bagi seluruh kaum Tsamud dalam satu waktu dan ketika unta meminum air di sumur tidak ada satupun hewan yang berani mendekat. Akan tetapi hak itu ternyata tidak serta merta menjadikan mereka beriman. Kesombongan telah melingkupi hati dan pikiran mereka.

Melihat perkembangan dakwah nabi Saleh, para pembesar kaum Tsamud yang dimotori oleh 9 orang kemudian merencanakan makar. Sebuah rencana pembunuhan terhadap unta tersebut dan dilanjutkan usaha pembunuhan terhadap Nabi Saleh.

Unta betina tersebut berhasil dibunuh. Merka tidak menghiraukan pesan Nabi Saleh untuk tidak sedikitpun menggangggunya. Murka Allah pun datang.

Melalui Nabi Saleh, Allah SWT berpesan agar kaum Tsamud menghabiskan waktu untuk bersuka cita selama tiga hari merayakan keberhasilan mereka membunuh unta tersebut. Setlah itu balasan dari Allah akan datang.
Mendengar ucapan itu, kaum Tsamud tidak juga bergeming. Mereka justru menanggapi dengan remeh sambil berkata "Mana mungkin kita akan kedatangan adzab tiga hari lagi sementara sebelum itu kuta bunuh Nabi Saleh".

Upaya membunuh Nabi Saleh di malam hari di rumahnya gagal atas izin Allah SWT. Datanglah adzab yang sudah dijanjikan. Rusak dan luluh lanahnya semua yang mereka miliki. Istana-istana kokoh di gunung hancur tak bersisa sepertinya hancurnya kaum Tsamud yang tiada beriman.

Sumber: Tafsir Ibnu Katsir Surat An Naml 48-53


Tidak ada komentar:

Posting Komentar