Salam BUMI, Pasti LESTARI

Dan apakah mereka tidak memperhatikan bumi, berapakah banyaknya Kami tumbuhkan di bumi itu pelbagai macam tumbuh-tumbuhan yang baik?
(Asy Syu'araa' :7)

Rabu, 04 Januari 2017

Pelajaran 5000 Rupiah

Hari ini Tuhan memberikan pelajaran berharga. Aku sedikit tergesa-gesa meninggalkan lokasi kerja di Semarang untuk kembali ke Jogja. Angkot warna orange menjadi alternatif yang pas untuk segera sampai di Sukun, tempat bus langganan Semarang-Jogja mangkal.

Tidak ada satupun yang aneh terasa ketika berangkat, hingga tiba waktunya di perjalanan kurogoh tas mencari uang Rp. 5,000 untuk membayar angkot. Dengan sedikit kebingungan dan mencoba mencari beberapa kali, akupun sadar kalau tas pinggang tempat dompet beserta uangnya tertinggal di tempat kerja, tidak ada sepeserpun uang yang aku bawa. "Lantas bagaimana aku membayar ongkos angkotnya?", pikiran pertama yang muncul dalam benakku.



Aku menghela napas panjang, dan segera ku telepon teman di lokasi kerja. Alhamdulillah dia bersedia mengantarkan tas beserta isinya ke Sukun.
Akupun berfikir bagaimana cara membayar ongkosnya. Uang berapun yang aku punyai di dompet tak ada artinya karena tidak ada seperpun yang bisa aku gunakan pada saat imi. Ada dua opsi, apakah aku berhutang dengan sopir angkot atau meminjam uang dari penumpang lain.


Dengan pertimbangan cepat, akupun memutuskan untuk meminjam uang dari penumpang yang duduk di depanku. Seorang ibu-ibu paruh baya yang tiada aku kena sebelumnya. Akupun memberanikan diri meminjam uang Rp. 5,000 sembari menyampaikan alasanya. Dengan segera dan tanpa bertanya lebih lanjut, Bu Yuni, yang belakangan aku kenal namanya langsung mengeluarkan dompet dan memberiku Rp. 5,000. Aku sampaikan terimakasih sembari bertanya alamat rumah Bu Yuni dan no teleponnya untuk pengembalian uang besok. Diapun menolak dan menyampaikan "Sudah, dipakai saja Mas". Aku mendesak bahwa ini adalah hutang, tidak hanya dalam bentuk uang, tetapi kebaikan. Bu Yuni kemudian berbagi no telepon dan alamat lengkap rumahnya. Dia juga menyampaikan kalau kesulitan menemukan rumahnya silahkan dititipkan anaknya yang mengabdi sebagai tenaga administrasi di kepengurusan Gereja yg cukup aku kenal lokasinya.


Bersykur karena Tuhan telah memberikan pelajaran berharga dari sebuah kecerobohanku. Belajar bagaimana masih banyak orang baik di luar sana yang tolong-menolong dalam urusan kemanusiaan tanpa menanyakan apa keyakinan yang ia anut. Serta gambaran nyata bagaimana harta atau uang itu hanyalah titipan, yang artinya kapan saja itu bisa hilang dan tidak menyisakan apapun untuk bisa kita gunakan demi keselamatan hidup di dunia dan akhirat.


Semarang, 4 Jan 2017

Tidak ada komentar:

Posting Komentar