Salam BUMI, Pasti LESTARI

Dan apakah mereka tidak memperhatikan bumi, berapakah banyaknya Kami tumbuhkan di bumi itu pelbagai macam tumbuh-tumbuhan yang baik?
(Asy Syu'araa' :7)

Selasa, 15 September 2009

Derap Langkah Menuju Perbaikan

Setiap orang dilahirkan untuk menjadi pemimpin. Baik memimpin dirinya sendiri atau memimpin masyarakat bangsa dan negara. Sebentar lagi di seluruh penjuru negeri akan ramai oleh proses suksesi kepemimpinan nasional. Pemimpin yang harapannya mampu membawa perubahan ke arah positif bagi negeri ini. Tidak terkecuali Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada. Fakultas kebanggaan yang tampak paling rindang, sejuk dan asri diantara fakultas lain di Bulak Sumur juga kan melakukan sebuah pesta demokrasi kecil-kecilan. Fakultas yang dihuni oleh 1.113 mahasiswa dengan latar belakang dan kepribadian masing-masing dan tentunya asal daerah yang juga berbeda-beda. Sama halnya dengan sebuah negara, mahasiswa Fakultas Kehutanan juga membutuhkan pemimpin. Terlebih lagi dalam kehidupan kemahasiswaan kita dididik untuk belajar segala hal termasuk berlatih kepemimpinan. Macam-macam organisasi seperti Himpunan Mahasiswa Jurusan, Badan Semi Otonom, ataupun Lembaga Eksekutif Mahasiswa dan Dewan Perwakilan Mahasiswa memberikan kita peluang untuk belajar lebih. Mengasah karakter kepemimpinan dan managerial karena keduanya tidak akan dikuasai jika tidak banyak berlatih. Kita diberikan kesempatan luas, dimana setiap organisasi memberikan muatan soft skill bagi mahasiswa yang terlibat aktif di dalamnya.
Setiap organisasi pastilah menginginkan organsisasinya dapat terus berlanjut, untuk itulah setiap tahun selalu ada suksesi kepengurusan. Tidak terkecuali LEM (Lembaga Eksekutif Mahasiswa) yang sebentar lagi akan melaksanakan Pemira (Pemilihan Raya) mahasiswa untuk memilih Ketua Lembaga Eksekutif Mahasiswa dan Pimpinan Dewan Perwakilan Mahasiswa. Proses pemilihannya layaknya pemilihan presiden dan anggota DPR yang dipilih secara langsung. Seluruh mahasiswa Fakultas Kehutanan yang statusnya masih aktif dapat ikut menjadi pemilih guna mensukseskan pesta demokrasi tersebut. Kegiatan ini menjamin keterwakilan aspirasi mahasiswa kehutanan akan siapa nanti yang pantas menjadi pemimpinnya. Sosok pemimpin yang haapannya mampu menjadi mata tombak dari mahasiswa dalam memperjuangkan hak-haknya.
Belakangan ini setidaknya ada dua permasalahan yang muncul dan menuntut peran kita sebagai mahasiswa untuk dapat menyelesaikannya. Permasalahan yang dapat kita kategorikan menjadi pemasalahan internal dan permasalahan eksternal. Permasalahan internal adalah pemasalahan yang ruang lingkupnya bersinggungan langsung dengan kita sehari-hari, yakni fakultas kita. Sedangkan permasalahan eksternal merupakan permasalahan yang berada di luar Fakultas Kehutanan atau masyarakat luas. Kita mulai dari sekup yang paling kecil, yakni fakultas kita. Kita coba batasi terlebih dahulu dalam urusan kemahasiswaan karena memang fokus Lembaga Eksekutif Mahasiswa berada di sana. Masalah yang sering muncul adalah masalah perkuliahan dan aktifitas organisasi. Kedua hal tersebut menjadi sorotan yang tidak dapat dipisahkan. Pertama, dalam dunia perkuliahan yang setiap hari kita jalani pastilah muncul berbagai problem. Katakanlah ketidaksiapan kita menaggung biaya perkuliahan yang mahal atau urusan-urasan berkaitan dengan studi, seperti praktik umum, kuliah lapangan atau kegiatan semacamnya. Kesemuanya itu sering memunculkan permasalahan yang hampir sama setiap tahunnya. Disisi lain ada juga permasalahan terkait perubahan cara pandang mahasiswa terhadap perkuliahan yang tertalu study oriented. Belajar aktif di dalam perkuliahan adalah suatu kewajiban, tetapi jangan sampai meninggalkan hal lain yang juga cukup penting, yaitu belajar soft skill agar kelak memiliki kecakapan yang lebih daripada mahasiswa biasa. Paradigma berpikir yang menempatkan kuliah terlalulu tinggi menjadikan mahasiswa hanya mampu manguasai mata kuliah tanpa diimbangi perbekalan soft skill yang memadai. Untuk itulah organisasi-organisasi intern fakultas diadakan. Setiap jurusan sudah memiliki wadahnya masing-masing bahkan ditambah dengan organisasi Badan Semi Otonom. Banyaknya organisasi tersebut jangan dianggap hanya nama, tetapi seharusnya mahasiswa dapat aktif menjadi pengurus di dalamnya. Banyak pelajaran penting yang akan kita peroleh. Kepemimpinan, managerial organisasi, manegerial waktu dan optimalisasi potensi akan kita raih. Sayang, banyaknya organisasi tersebut hanya diikuti segelintir orang. Kesibukan kuliah sering dijadikan kambing hitam untuk menutupi kemalasan serta rendahnya semangat.
Di lain pihak, permaslahan eksternal juga begitu banyak yang menunggu penyelesaian. Permasalahan lingkungan yang sangat dekat dengan studi kita dan juga masalah sosial yang begitu menjerat leher masyarakat kita. Dibutuhkan pengorbanan dan kerja keras agar dapat menyelesaikannya. Isu-isu lingkungan yang begitu santer terdengar harusnya menjadi cambuk bagi kita untuk senantiasa bergerak dan tuntaskan perubahan. Kesadaran untuk menjaga lingkungan pemberian Allah tampaknya belum sepenuhnya kita pahami bahkan sering lupa untuk kita manfaatkan demi kepentingan bersama. Permasalahan-permasalahan kehutanan yang begitu merebak menjalar bagai penyakit ganas juga jarang kita perhatikan. Pengelolaan hutan yang tidak mengenal kelestarian telah menjadikan hutan kita berubah dari hamparan karpet hijau menjadi padang gersang dan tandus.
Dengan begitu banyaknya permasalhan menjadikan kita harusnya terpancing untuk melakukan sesuatu. Bukankan isi dari salah satu tridharma perguruan tinggi adalah pengabdian. Pengabdian terhadap masyarakat, bangsa dan negara. Jangan kita salah mengartikan sebuah pengabdian harus dimulai setelah kita terjun di dunia kerja. Akan tetapi, sekaranglah saatnya, justru dengan status mahasiswa yang masih kita sandang pengabdianb akan terasa suci tanpa mengharap balasan apa-apa. Bukankan manusia yang paling baik adalah manusia yang mampu bermafaat bagi orang lain. Hadirnya Lembaga Eksekutif mahasiwa harusnya mampu memberikan jawaban atas kegusaran hati akan timbulnya berbagai permasalahan tersebut. Lembaga Eksekutif Mahasiswa bukanlan organisasi yang hanya menjadi menara gading yang tinggi tanpa mampu menyentuh persoalan-persoalan yang ada di bawahnya. Bila Allah SWT mengizinkan, semoga kami mampu menjawab semua pertanyaan besar tersebut. Berdasar dari dalam hati yang terdalam, visi kami hadir untuk mewujudkan Lembaga Eksekutif Mahasiswa Fakultas Kehutanan UGM yang aspiratif, solutif dan profesional. Ada tiga kata kunci dari visi tersebut, yakni aspiratif, solutif dan profesional. Kata aspiratif menunjukkan lembaga yang mampu mendengar apa yang menjadi keinginan ataupun persoalan yang harus segera diatasi baik di tataran kemahasiswaan lebih luasnya ditataran masyarakat. Keluhan-keluhan juga harus kita tanggapi dengan baik. Dengan adanya kerjasama yang baik dengan Dewan Perwakilan Mahasiswa Fakultas Kehutanan kita akan dapat menerima masukan dengan lebih terarah dan tepat. Sikap berkenan untuk menerima aspirasi merupakan bukti kepekaan yang tinggi terhadap ralitas sosial dan lingkungan. Semua itu menunjukkan keinginan yang kuat bagi kami untuk bersikap sebagai lembaga yang mempunyai tugas mulia sebagai pelayan bagi mahasiswa. Melayani apa yang menjadi kegusaran hati untuk selanjutnya diimplementasikan dalam langkah-langkah nyata.
Solutif, sebuah kata sederhana, tetapi mempunyai makna yang kuat dimana setiap permasalahan harus ada penyelesaiannya. Setiap masukan yang ada tidak hanya berhenti pada tataran mendengar saja, tetapi lebih jauh harus segera kita tanggapi. Ditanggapi dengan aksi nyata di lapangan berupa langkah kongkret. LEM harus mampu memberikan jawaban atas berbagai masalah yang muncul. Program-program kerja yang diadakan tidak hanya sebatas rutinitas tanpa dasar yang jelas. Program yang muncul adalah apa yang dirasakan sebagai jawaban atas besarnya persoalan yang ada. Titik tekan solusi adalah pemecahan masalah kemahasiswaan pada khususnya dan masyarakat pada umumnya. Aktifitas perkuliahan yang sering kali memunculkan banyak permasalahan, baik dalam masalah biaya atapun akademik. Masalah biaya, adalah hal yang akan menjadi perhatian. Kita semua tidak ingin tentunya masalah biaya menjadi kendala bagi kita untuk menuntut ilmu. Kemampuan masing-masing orang tentulah berbeda dalam membayar biaya perkuliahan yang wajijb dibayar setiap tahunnya. Banyaknya beasiswa, seperti BOP yang selama ini sudah berjalan dengan baik akan tetap kita laksanakan. Bila perlu kita akan berusaha untuk mencarikan dana di luar itu agar mahasiswa yang benar-benar memerlukan bantuan akan dapat teratasi masalahnya.
Selain itu, dalam hati ini terukir suatu keyakinan untuk membuktikan kesungguhan kami ingin berbakti kepada masyarakat. Masyarakat merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kita sebagai mahasiswa. Terlebih lagi mahasiswa Fakultas Kehutanan yang nantinya akan banyak berinteraksi dengan masyarakat untuk menciptakan kondisi lingkungan yang lebih baik. Suatu rajutan harapan LEM FKT UGM mampu memiliki sebuah desa binaan. Desa yang secara intensif akan kita bina baik dari segi sosial maupun lingkungan. Sebuah miniatur tempat kita mengimplementasikan apa yang telah kita dapatkan di kehidupan kampus. Suatu upaya untuk mendekatkan mahasiswa dengan masyarakat agar kelak saat menjadi pembuat kebijakan akan lebih arif dalam menentukan sikap.
Bentuk pengabdian lainnya, kita fokuskan kepada generasi muda yang jauh kesadarannya terhadap lingkungannya. Generasi muda yang lupa atas nikmat bumi yang telah dikaruniakan-Nya. Upaya yang dapat kita lakukan adalah membangkitkan kembali kesadaran generasi muda, anak-anak sekolah untuk dapat melakukan aksi nyata di lingkungannya. Kapasitas kita sebagai mahasiswa harusnya mampu memberikan suatu ajakan dengan langsung dan terarah. Environmental education merupakan sebuah program yang akan kita berikan kepada anak sekolah maupun masyarakat umum. Program yang dikemas dengan bungkus menarik dan disesuaikan dengan kondisi sosial masyarakat sekitarnya. Selanjutnya, program tersebut kita terapkan secara berkala untuk mencapai sebuah tatanan masyarakat yang peduli akan lingkungannya.
Gerak-gerak dari usaha pemecahan masalah bukanlah suatu gerakan yang tidak tertata rapi. Akan tetapi, LEM sebuah lembaga yang integritas geraknya profesional dimana setiap departemen yang ada bergerak sesuai tugasnya. Lembaga yang tertata akan memudahkan gerak dan langkah untuk mencapai suatau tatanan kehidupan kampus yang lebih baik. Program-program yang dilakukan harapannya mampu menjadi sebuah gerakan yang didasari atas kepahaman bersama baik antara LEM maupun mahasiswa kehutanan pada umumnya. Pengorganisasian antara semua elemen di Keluarga Mahasiswa Fakultas Kehutanan UGM akan menjadikan semua elemen bergerak atas dasar kebersamaan dan langkah yang sinergis. Keprofesionalan kerja tidak akan berjalan tanpa dukungan dari semua mahasiswa kehutanan. Untuk itu tepatlah kiranya LEM mampu menginisiasi agar mahasiswa kehutanan mampu untuk berkontribusi secara langsung dan terarah baik bagi kehidupan kampus maupun kehidupan masyarakat. Keprofesionalan pengelolaan dengan memberikan laporan publik yang terbuka dan transparan setiap tiga bulan merupakan sebuah langkah strategis untuk memberikan teladan sekaligus bukti akan sebuah nilai-nilai perjuangan bukan suatu kekuasaan. Kita haruslah yakin bahwa kita tidak berjuang sendirian. Banyak pihak-pihak yang akan mendukung saat upaya yang kita lakukan benar-benar untuk kepentingan bersama. Kita mempunyai alumni-alumni yang selalu siap membantu untuk meningkatkan kapasitas mahasiswa. Agenda Lustrum Fakultas Kehutanan yang Ke IX beberapa waktu lalu memberikan sindiran hebat bagi kita, dimana alumni merasa kwalitas dari mahasiswa mengalami penurunan. Untuk itu upaya kerjasama dengan alumni akan terus kita bina. Apalagi para alumni telah memiliki payung organisasi yang jelas, yakni Kagamahut. Rencana besar kita adalah menjembatani antara mahasiswa dan alumni. Para alumni yang telah memiliki keprofesionalan kerja dibidangnya haruslah diberikan kesempatan untu berbagi pengalaman serta ilmunya kepada kita semua yang masih mahasiswa. Suatu tawaran besar bagi kita untuk mengadakan rangkaian diskusi rutin atau seminar alumni yang melibatkan alumni dan mahasiswa. Suatu keyakinan dan harapan bahwa generasi baru yang lebih baik akan segera lahir.
Tugas besar bagi LEM adalah mengembalikan kembali pemahaman mahasiswa akan pentingnya organisasi. Lewat diskusi-diskusi rutin, pelatihan-pelatihan semoga mampu memberikan wawasan dan kepahaman baru akan pentingnya peningkatan kapasitas dan kapabilitas diri sebagai calon rimbawan. Rimbawan yang benar-benar paham akan kondisi hutan sekarang dan apa yang harus dilakukan secara tepat untuk dapat memperbaikinya. Pelatihan jurnalistik dan pelatihan kewirausahaan merupakan terobosan baru untuk memberikan bekal yang bermanfaat. Selain itu, bentuk upaya bersama antara Himpunan Mahasiswa Jurusan dan Badan Semi Otonom adalah menciptakan sebuah ruang diskusi bersama yang akan kita sebut sebagai Forester Leadership School. Pesertanya adalah mahasiswa Fakultas Kehutanan atau fakultas lain yang berkaitan dengan kehutanan. Dengan adanya sekolah itu akan mampu memberikan kepahaman bersama terkait isu-isu kehutanan dan apa yang dapat kita lakukan sebagai seorang mahasiswa calon intelektual bangsa. Usaha itu bukanlah upaya terakhir yang akan coba dilakukan. Masih banyak cita-cita besar kami. Latihan Kepemimpinan Mahasiswa Kehutanan yang telah melegenda karena setiap tahun kita adakan, akan tetap kita selenggarakan. Tentunya dengan format dan pengemasan yang berbeda. Kita sesuaikan dengan berbagai perkembangan yang muncul dan tentunya kebutuhan yang relevan.
Pengembangan jaringan sebagai mitra kerja adalah suatu keharusan untuk lebih melebarkan sayap. Banyak Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) berdiri dan berteriak untuk perbaikan lingkungan kita. Patutlah kita belajar banyak dari mereka yang secara intens berjuang dalam menyelamatkan lingkungan. Kerjasama dengan merapikan barisan karena kita tidak mampu untuk bekerja sendirian. Kemitraan yang akan coba kita bangun adalah kerjasama yang bertujuan untuk meningkatkan peran serta kita dalam ikut membangun kesadaran baik bagi mahasiswa maupun masyarakat. Program bersama baik diskusi ataupun aksi lapangan bersama akan menambah semangat kita untuk berjuang demi lingkungan yang lestari dan asri.
Pewacanaan akan kinerja kita haruslah kita sebarkan baik kepada mahasiswa, alumni, dan masyarakat luas agar timbul suatu kepercayaan dan kesadaran bahwa kita yang statusnya mahasiswa masih mempunyai kepedulian yang tinggi atas setiap permasalahan. Media informasi baik cetak maupun digital dalam bentuk web kita sampaikan dan kita publikasikan. Media itulah yang akan mempererat hubungan antara LEM dengan semua mahasiswa dan masyarakat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar